LAPORAN
PRAKTIKUM FARMASI FISIKA II
PERCOBAAN
II
PENENTUAN
BERAT MOLEKUL POLIMER
DENGAN
VISKOSIMETER OSTWALD
OLEH
NAMA
: NIKEN PRAWESTI
NIM
: F1F1 10 004
KELOMPOK : I (SATU)
ASISTEN
: M.RIDWAN & WAHAB S.Si
LABORATORIUM
FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS
HALUOLEO
KENDARI
2011
PERCOBAAN
II
PENENTUAN
BERAT MOLEKUL POLIMER DENGAN
VISKOSIMETER
OSTWALD
A. Tujuan percobaan
Tujuan
dalam percobaan ini adalah untuk menentukan berat molekul primer dengan
menggunakan viskosimeter Ostwald
B. Landasan teori
Viskositas
adalah ukuran yang menyatakan kekentalan suatu cairan atau fluida. Kekentalan
merupakan sifat cairan yang berhubungan erat dengan hambatan untuk mengalir.
Beberapa cairan ada yang dapat mengalir cepat, sedangkan lainnya mengalir
secara lambat. Cairan yang mengalir cepat seperti air, alkohol dan bensin
mempunyai viskositas kecil. Sedangkan cairan yang mengalir lambat seperti
gliserin, minyak castor dan madu mempunyai viskositas besar ( Sutiah, 2008).
Cara
menentukan viskositas suatu zat menggunakan alat yang dinamakan viskometer. Ada
beberapa tipe viskometer yang biasa digunakan antara lain :
1. Viskometer
kapiler / Ostwald
Viskositas dari cairan yang ditentukan dengan
mengukur waktu yang dibutuhkan bagi cairan tersebut untuk lewat antara 2 tanda
ketika mengalir karena gravitasi melalui viskometer Ostwald. Waktu alir dari
cairan yang diuji dibandingkan dengan waktu yang dibutuhkan bagi suatu zat yang
viskositasnya sudah diketahui (biasanya air) untuk lewat 2 tanda tersebut
(Moechtar,1990).
2. Viskometer Hoppler
Berdasarkan hukum Stokes pada kecepatan bola maksimum,
terjadi keseimbangan sehingga gaya gesek = gaya berat – gaya archimides.
Prinsip kerjanya adalah menggelindingkanz bola ( yang terbuat dari kaca )
melalui tabung gelas yang berisi zat cair yang diselidiki. Kecepatan jatuhnya
bola merupakan fungsi dari harga resiprok sampel (Moechtar,1990).
3. Viskometer
Cup dan Bob
Prinsip kerjanya sample digeser dalam ruangan
antaradinding luar dari bob dan dinding dalam dari cup dimana bob masuk persis
ditengah-tengah. Kelemahan viscometer ini adalah terjadinya aliran sumbat yang
disebabkan geseran yang tinggi di sepanjangkeliling bagian tube sehingga
menyebabkan penurunan konsentrasi. Penurunan konsentras ini menyebabkab bagian
tengah zat yang ditekan keluar memadat. Hal ini disebut aliran sumbat
(Moechtar,1990).
4. Viskometer
Cone dan Plate
Cara
pemakaiannya adalah sampel ditempatkan ditengah-tengah papan, kemudian
dinaikkan hingga posisi di bawah kerucut. Kerucut digerakkan oleh motor dengan
bermacam kecepatan dan sampelnya digeser di dalam ruang semitransparan yang diam
dan kemudian kerucut yang berputar (Moechtar,1990).
Nilai
viskositas dinyatakan dalam viskositas spesifik, kinematik dan intrinsik.
Viskositas spesifik ditentukan dengan membandingkan secara langsung kecepatan
aliran suatu larutan dengan pelarutnya. Viskositas kinematik diperoleh dengan
memperhitungkan densitas larutan. Baik viskositas spesifik maupun kinematik
dipengaruhi oleh konsentrasi larutan. Pengukuran viskositas dilakukan dengan
menggunakan viskometer Ubbelohde yang termasuk jenis viskometer kapiler. Untuk
penentuan viskometer larutan polimer, viskometer kapiler yang paling tepat
adalah viskometer Ubbelohde. (Rochima, 2007).
Viskositas
kitosan diukur menggunakan Ubbelohde dilution viscometer. Viskositas
terbagi tiga jenis yaitu viskositas spesifik (_sp ), kinematik, dan intrinsik.
Viskositas spesifik dihitung berdasarkan perbandingan antara kecepatan aliran
suatu larutan dengan pelarutnya. Caranya dengan membuat variasi konsentrasi
mulai 20-100% dalam pelarut asam asetat aqueous 0.1 M dan sodium klorida 0.2 M
lalu dimasukkan ke dalam viskometer. Waktu yang dibutuhkan sampel untuk
mengalir antara dua level dalam viskometer dicatat. Sebagai blanko, digunakan
pelarut asam asetat aqueous 0.1 M dan sodium klorida 0.2 M dengan cara yang
sama (Rochima,2007).
Satuan
viskositas adalah poise, gaya gesek yang diperlukan untuk menghasilkan 1 cm/det
antara dua bidang parallel dari zat cair yang luasnya 1 cm2 dan
dipisahkan oleh jarak 1 cm. Zat cair akan mengalir jika kepadanya dikenakan
suatu pengadukan atau tekanan (stress) yang dalam satuan dapat dinyatakan
dengan dyne/cm2 (Anonim, 2011).
C. Alat dan bahan
1. Alat
Alat yang digunakan pada percobaan ini adalah
- Viskosimeter
Ostwald
- Filler
- Pipet
ukur
- Pipet
tetes
2. Bahan
Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah
- Larutan
kitosan 0,2%; 0,4%; 0,6% dan 0,8%
- Asam
asetat 2%
D. Prosedur kerja
Asam
asetat 2%
|
-
Dipipet sebanyak 10 ml
-
Dimasukkan dalam viskosimeter Ostwald
-
Dihisap sampai garis m (batas atas)
-
Dibiarkan mengalir sampai batas n (batas
bawah)
-
Dicatat waktu akhirnya
-
Dilakukan triplo
-
Dihitung viskositasnya
-
Diulangi dengan menggunakan larutan kitosan
0,2%; 0,4%; 0,6% dan 0,8%
CH3COOH
: 6,25 detik
Kitosan
0,2 % : 7,92 detik
Kitosan
0,4 % : 13.35 detik
Kitosan
0,6 % : 14.32 detik
Kitosan
0,8 % : 18.31 detik
E. Hasil pengamatan
Sampel
|
Konsentrasi
|
Waktu (s)
|
trata-rata
|
ηrel
|
ηsps
|
ηred
|
||
(gr/ml)
|
t1
|
t2
|
t3
|
|||||
Cs1
|
0.002
|
9.17
|
8.18
|
6.41
|
7.92
|
1.27
|
0.27
|
13.36
|
Cs2
|
0.004
|
13.36
|
13.4
|
13.3
|
13.35
|
2.14
|
1.14
|
56.77
|
Cs3
|
0.006
|
14.66
|
14.19
|
14.1
|
14.32
|
2.29
|
1.29
|
64.53
|
Cs4
|
0.008
|
18.8
|
17.98
|
18.2
|
18.31
|
2.93
|
1.93
|
96.51
|
CH3COOH
|
0.02
|
6.16
|
6.18
|
6.41
|
6.25
|
Perhitungan
ηr
tiap bahan
1. CS1 = t rata - rata t 0 = 7.92 6.25 =1.27
2. CS2 = t rata - rata t 0 = 13.35 6.25 =2.14
3. CS3
= t rata - rata t 0 = 14.32 6.25 =2.29
4. CS4
= t rata - rata t 0 = 18.31 6.25 =2,93
ηsps
tiap bahan
1. CS1 = ηr – 1 = 1,27 – 1 = 0,27
2. CS2 = ηr – 1 = 2,14 –1
= 1,14
3. CS3
= ηr – 1 = 2,29
–1 = 1,29
4.
CS4 = ηr –
1 = 2,93 –1 = 1,93
ηred
tiap bahan
1. CS1 = η sps C = 0,27 0,02 =13
.36
2. CS2 = η sps C = 1.14 0,02 =56
.77
3. CS3
= η sps C = 1,29 0,02 =64
.53
Persamaan garis yang diperoleh :
y
= 12861x – 6.51
Pers.
Huggins
Pers.
Mark Houwwink
F.
Pembahasan
Viskositas
menentukan kemudahan suatu molekul bergerak karena adanya gesekan antar lapisan
material. Karenanya viskositas menunjukkan tingkat ketahanan suatu cairan untuk
mengalir. Semakin besar viskositas maka aliran akan semakin lambat. Besarnya
viskositas dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti temperatur, gaya tarik
antar molekul dan ukuran serta jumlah molekul terlarut. Fluida, baik zat cair
maupun zat gas yang jenisnya berbeda memiliki tingkat kekentalan yang berbeda.
Pada zat cair, viskositas disebabkan karena adanya gaya kohesi (gaya tarik menarik
antara molekul sejenis). Sedangkan dalam zat gas, viskositas disebabkan oleh
tumbukan antara molekul.
Perbandingan
antara viskositas larutan polimer terhadap viskositas pelarut murni dapat
dipakai untuk menentukan massa molekul nisbi polimer. Keunggulan dari metode
ini adalah lebih cepat, lebih mudah, alatnya murah serta perhitungannya lebih
sederhana. Alat yang digunakan adalah Viskometer
Ostwald. Yang diukur adalah waktu yang diperlukan pelarut atau larutan
polimer untuk mengalir diantara 2 tanda x dan y. Volume cair harus tetap karena
ketika cairan mengalir kebawah melalui pipa kapiler A, cairan harus mendorong
cairan naik ke B. Akibatnya volume cairan berbeda masuk percobaan, maka cairan
yang didorong menaiki tabung B akan berubah pula.
Suatu jenis cairan yang mudah
mengalir dapat dikatakan memiliki viskositas yang rendah, dan sebaliknya bahan
- bahan yang sulit mengalir dikatakan memiliki viskositas yang tinggi misalnya
pada kitosan dalam berbagai macam konsentrasi
yang berbeda yaitu 0,02%; 0,04%; 0,6% dan 0,08%. Kitosan adalah
polisakarida yang banyak terdapat di alam setelah selulosa. Kitosan merupakan
suatu senyawa poli (N-amino-2 deoksi β-D-glukopiranosa) atau glukosamin hasil
deasetilasi kitin/poli (N-asetil-2 amino-2-deoksi β-D-glukopiranosa) dan
juga asam asetat sebagai pelarut.
Dalam percobaan ini sampel diukur
waktu alirnya dilakukan sebanyak tiga kali (triplo), telah diukur asam asetat dan hasil didapatkan sebesar 6,25 yang telah dirata-ratakan detik kemudian
larutan kitosan dengan berbagai konsentrasi didapatkan kitosan 0,02% sebesar 7,92
detik Kitosan 0,4 %; 13,35 detik Kitosan 0,6 % 14.32 detik dan Kitosan 0,8 % sebesar 18,31 detik secara
berturut-turut kemudian dirata-ratakan. Dari hasil yang didapatkan dilihat bahwa semakin tinggi konsentrasi dari
larutan kitosan maka semakin lama
pula waktu yang dibutuhkan untuk mengalir (berbanding lurus) karena konsentrasi
larutan menyatakan banyaknya partikel zat yang terlarut tiap satuan volume.
Semakin banyak partikel yang terlarut, gesekan antar partikel semakin tinggi
dan viskositasnya semakin tinggi pula.
Dari data yang diperoleh dapat ditentukan nilai ȵrel yaitu dengan
membagi nilai rata-rata kitosan dengan pelarutnya yaitu CH3COOH
sehingga didapat ȵrel sebesar 1.27; 2,14; 2.29; dan 2,93 berturut-turut
kemudian ditentukan nilai ȵsps. Viskositas spesifik dihitung
berdasarkan perbandingan antara kecepatan aliran suatu larutan dengan
pelarutnya sehingga didapatkan hasil sebesar 0.43; 1,13;
1,28; dan 1,92 berturut-turut. selanjutnya ditentukan lagi ȵred yaitu merupakan
perbandingan antara viskositas spesifik dengan konsentrasi larutan. Dan hasil
yang diperoleh untuk masing-masing larutan kitosan yaitu 13.36; 56,77; 64.53 dan
96,31 secara berturut-turut.
Berat molekul kitosan diukur berdasarkan viskositas
instrinsik Larutan
kitosan dibuat dalam variasi konsentrasi 0,02% sampai 0,08% dalam pelarut
asam asetat. Data yang diperoleh dipetakan pada grafik ȵsp /C terhadap C.
Viskositas intrinsik adalah titik pada grafik yang menunjukkan nilai C=0. Berat
molekul ditentukan berdasarkan persamaan Mark-Houwink dan hasil yang didapatkan
sebesar 104347 . 4
Kitosan dan turunannya telah banyak
dimanfaatkan secara komersial dalam industri pangan, kosmetik, pertanian,
farmasi pengolahan limbah dan penjernihan air. Dalam bidang pangan, kitosan
dapat dimanfaatkan dalam pengawetan pangan, bahan pengemas, penstabil dan
pengental, antioksidan serta penjernih pada produk minuman. Selain itu, kitosan
banyak diaplikasikan sebagai pangan fungsional karena dapat berfungsi sebagai
serat makanan, penurun kadar kolesterol, antitumor serta prebiotik.
G.
Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dalam pecobaan
ini adalah untuk menentukan berat molekul primer dengan
menggunakan viskosimeter Ostwald dan menggunakan persamaan Mark-Houwink
didapatkan sebesar 104347,4.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2011.
Petunjuk Praktikum Farmasi Fisik II. Universitas Haluoleo : Kendari.
Moechtar, 1990,
Farmasi Fisik, UGM-press: Yogyakarta.
Rochima, E., Maggy T.S., Dahrul S.,
Sugiyono. 2007. Viskositas dan Berat
Molekul Kitosan Hasil Reaksi Enzimatis Kitin Deasetilase Isolat Bacillus
Papandayan . Seminar Nasional dan
Kongres Perhimpunan Ahli Teknologi Pangan Indonesia (PATPI): Bandung.
Sutiah.,
Sofian F., Wahyu S.T. 2007. Studi Kualitas Minyak Goreng Dengan Parameter
Viskositas dan Indeks Bias. Vol 11 ,No.2. UNDIP: Semarang.
.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar