ResepNomor : I
Bentuk
sediaan: Pulvis
A.
Dasar
teori
Menurut
Farmakope III, serbuk adalah campuran homogeny dua atau lebih obat yang
diserbukkan. Menurut Farmakope IV, serbuk adalah campuran kering bahan obat
yang atau zat kimia yang dihaluskan, ditujukan untuk pemakaian oral atau
pemakaian luar. Sedangkan menurut kimia fisik, serbuk adalah partikel bahan
padat yang mempunyai ukuran antara 10.000-0,1 mikrometer. ( 1 )
Cara yang sederhana adalah dengan jalan memasukkan serbuk yang
telah diketahui bobotnya, kedalam sebuah gelas takaran kering, kemudian membaca
volumenya. Maka dapat dihitung beberapa bobot dari 3 mL serbuk (jika takaran
diberikan dalam sendok teh) itu. Karena pada serbuk yang tak terbagi-bagi
seringkali diberikan takaran dalam sendok-sendok teh, maka dinyatakan bahwa
satu sendok teh rata dari campuran serbuk, meskipun senyawa-senyawa berat,
bobotnya jarang sekali melebihi 2 gram. Ebaiknya pada etiket ditulis, pasien
harus mengambil satu sendok teh rata. Jika jumlah zat yang berkhasiat keras
banyak sehingga menghilangkan zat itu dari zat pengering, berpengaruh kepada
bobot dari sesendok makan rata, maka mengukur berat dari serbuk harus dibuat
dengan sendok percobaan, dari sebagian masa seluruhnya, kemudian ditetapkan
bobot dari sesendok rata senyawa-senyawa yang mengandung air hablur biasanya
diganti dengan senyawa-senyawa yang telah kering. Pada sendok tidak
terbagi-bagi, takaran maksimumnya tidak dilampaui, maka dengan sendirinya
serbuk itu dapat dibuat. ( 2 )
Serbuk tak terbagi atau pulvis dapat digolongkan
menjadi beberapa jenis yang pertama yaitu Pulvis adspersorius (serbuk
tabur/bedak), serbuk ringan untuk pengunaan topical, dapat dikemas dalam wadah
yang bagian atasnya berlubang halus untuk memudahkan penggunaan pada kulit.
Umumnya serbuk tabur harus melewati ayakan dengan derajat halus 100 mesh agar
tidak menimbulkan iritasi pada bagian yang peka. Syarat dari serbuk tak terbagi
atau pulvis ialah Harus halus, tidak boleh ada butiran – butiran kasar (harus
melewati ayakan 100 mesh), Talk, kaolin dan bahan mineral lainnya harus bebas
dari bakteri Clostridium tetani, C. welcii, Bacillus antracis serta disterilkan
dengan cara D (cara kering), Tidak boleh digunakan untuk luka terbuka ( 3 ).
Pulvis
dentrificius atau Serbuk gigi, biasanya mengunakan carmin sebagai pewarna yang
dilarutkan terlebih dahulu dalam chloroform/etanol 90%. Pulvis sternutatorius serbuk
bersin yang penggunaannya dihisap melalui hidung, sehingga serbuk tersebut
harus halus sekali. Pulvis effervescent merupakan serbuk biasa yang sebelum
digunakan dilarutkan terlebih dahulu dalam air dingin atau air hangat dan dari
proses pelarutan ini akan mengeluarkan gas CO2, kemudian membentuk larutan yang
pada umumnya jernih. Serbuk ini merupakan campuran antara senyawa asam (asam
sitrat atau asam tartrat) dengan senyawa basa (natrium carbonat atau natrium
bicarbonate). Syarat-syarat yang digunakan untuk wadah serbuk yaitu terlndung
dari pengaruh cahaya atau sinar, udara, kelembapan, kontaminasi, mencegah
penguapan serbuk, dan mudah diambil dari wadahnya. Wadah yang sering digunakan
dalam bentuk dos serbuk (dos puyer), pot gelas, dan botol mulut lebar. Serbuk
harus disimpan dalam wadah tertutup baik ( 4 )
B.
Resep
1. Resep
yang bersangkutan
R/ Acid salicylie 1
Bals peruv 1
Adipis lanae 2
Magnesii oxydi 5
Zinci Oxydi 5
Talc. 36
M.F.Pulv.
S.u.e
Pro
: yayuk
|
2. Cara
Kerja
-
Talcum venetum
ditimbang
-
Adeps lanae ditimbang,
asam salisilat, dan balsem masukkan mortir, ditambahkan alkohol, kemudian di
tambah talk, dan diaduk dan dicampur
-
Magnesii oxydi, Zinci
oxydi, diayak dengan B40, ditimbang, masukkan kedalam mortar sedikit
demi sedikit dan diaduk.
-
Sisa talcum dimasukkan
sedikit demi sedikit sambil diaduk
-
Masukkan kedalam Pot
-
Beri etiket
3. Etiket
sediaan
APOTEK
NICKEN FARMA
JL.
Chairil anwar No. 189
Kendari
(0401) 395956
4 maret 2011
No :
4
Nama obat :
Acid sallyclic 1 g
Nama pasien :
Yayuk tablet
kapsul
bungkus
3
x sehari 1
sebelum
sesudah makan
|
4.
Khasiat Obat
J Untuk mengobati gangguan kulit
seperti biang keringat dan gatal – gatal
J Sebagai antiseptik pada kulit,
astringen dan gatal akibat gigitan serangga
C.
Pembahasan
1. Resep
lengkap
Dr. Nissa
SIP no. 235/K/82
Jln. Chairil Anwar no.189
No. Tlp. (0401-395956)
Kendari
Kendari,
04-02-2011
R/ acid
salicylie 1
Bals
Peruv 1
Adipis
lanae 2
Magnesii
oxydi 5
Zinci
oxydi
Talc.
m.f.pulv.
s.u.e
Paraf dokter
pro : yayuk
Alamat : Jl. D.I panjaitan
|
2. Salinan
resep
APOTEK
NICKEN FARMA
Jl.
Chairil anwar No.189
SIA
42 / AP/ 11
Niken
prawesti,S.farm,Apt
No.34/AS/10
APOGRAPH
Tertulis tanggal : 04 maret 2011 No.R/ : 2
Oleh : dr. Nissa Tanggal: 05 maret 2011
Pro :
Yayuk
R/ Acid sallyclic 1
Bals peruv 1
Adeps lanae 2
Magnesii oxydi 5
Zinci oxydi 5
Talc. 36
M.f.Pulv.
S.u.e
Det
P.C.C
Cap Apotek Paraf Apoteker
|
Keterangan :
No.
|
Singkatan
|
Bahasa latin
|
Arti
|
1
|
R/
|
Recipe
|
Ambillah
|
2
|
M.f.pulv.
|
Misce
fuc pulvis
|
Campur
dan buatlah dalam bentuk serbuk
|
3
|
S.u.e
|
Sumendus
usus externus
|
Hendaknya
dipakai untuk pemakaian luar
|
3.
Uraian bahan
a.
Acid
sallyclic (1)
1. Nama
: asam salisilat
2. Berat
molekul : 138,12
3.
Rumus kimia : C7H6O3
4. Kelarutan : larut dalam 550 bagian air, dan dalam
4 bagian etanhol (95%) p; mudah
larut dalam kloroform P dan dalam eter P; larut dalam larutan amonium asetat P, dinatrium hidrogen fosfat P,
kalium sitrat P, dan natrium sitrat P.
5. Pemerian
: hablur ringan tidak
berwarna, atau serbuk berwarna putih ; hampir
tidak berbau ; rasa agak manis
dan tajam.
6. Penyimpanan
: dalam wadah tertutup rapat
7. Khasiat
: keratolitikum, anti fungi.
b.
Bals
peruv (1)
1. Nama
: Balsam peruv
2. Kelarutan : larut dalam kloroform P; sukar larrut
dalam eter P, dalam eter minyak tanah P
dan dalam asam asetat glasial P.
3. Pemerian
: cairan kental, lengket tidak
berserat; coklat tua; dalam lapisan tipis
berwarna coklat, transparan kemerahan;
bau aromatik khas menyerupai vanilin.
4. Penyimpanan
: dalam wadah tertutup
5.
Khasiat : antiseptikum ekstern.
c.
Adeps
lanae (1)
1. Nama
: lemak bulu domba
2. Kelarutan
: praktis tidak larut dalam air;
agak sukar larut dalam ethanol (95%) P;
mudah larut dalam kloroform P dan
dalam eter P.
3. Pemerian
: zat serupa lemak, liat,
lekat; kuning muda dan kuning pucat,
agak tembus cahaya; bau lemah dan khas.
4. Penyimpanan
: dalam wadah tertutup baik,
terlindung dari cahaya ditempat
yang sejuk.
5. Khasiat
: zat tambahan.
d. Manguesil
oxydi
(1)
1.
Nama resmi
: magnesia oxydum
2.
Sinonim : magnesiumoksida
3.
Berat molekul
: 40,30
4.
Rumus molekul :
MgO
5.
Pemerian : serbuk sangat ringan, putih, tidak berbau, rasa agak basa.
6.
Kelarutan : sangat sukar larut dalam air, praktis tidak larut dalam
etanol (95%) P, larut dalam asaam encer.
7.
Penyimpanan
: dalam wadah tertutup baik
8.
Khasiat : laksativum ; antikonvulsan
e. Zinci ocydi (1)
1.
Nama resmi
: zinci oxydum
2.
Sinonim
:
sengoksida
3.
Berat molekul
: 81,38
4.
Rumus molekul
: ZnO
5.
Pemerian :
serbuk amorf, sangat halus, putih atau kekuningan,
tidak berbau, tidak berasa, lambat laut menyerap
karbon dioksida dari udara.
6.
Penyimpanan
: dalam wadah tertutup baik
7. Khasiat : antiseptikum
local
f.
Talcum
(1)
1. Nama
resmi : Talk
2. Kelarutan
: tidak larut hampir dalam semua
pelarut
3. Pemerian
: serbuk hablur, sangat halus licin, mudah
melekat pada
kulit, bebas dari butiran; warna putih atau kelabu.
4. Penyimpanan
: dalam wadah tertutup baik.
5. Khasiat
: zat tambahan.
4.
Perhitungan dan
penimbangan
a.
Perhitungan
Acid
Sallyclic 1 g
Bals
peruv 1 g
Adeps
lanae 2
g
Magnesii
oxydi 5 g
14 g
36 g talk-14 g =
22 g (talk)
5.
Pembahasan
Pulvis, merupakan serbuk tak terbagi, yang dalam
pembuatannya tidak perlu lagi dibagi-bagi seperti pulveres. contoh sediaannya
adalah bedak tabur. Etiket yang digunakan dalam resep ini ialah berupa warna
biru, sebab bentuk sediaan ini merupakann sediaan yang digunakan dalam
pengobatan luar.
Pemilihan obat dalam bentuk serbuk baik diberikan pada anak –
anak karena telah homogen
sehingga mudah diserap dan diadsorbsi dalam tubuh, dalam resep diatas
digunakan beberapa bahan obat yaitudalam resep ini digunakan asam
sasilat sebagai bahan obat aktifnya yang berfungsi sebagai keratolitikum dan
anti fungi, bals peruv yang berfungsi sebagai antiseptikum ekterna, zinc oxydi
yang berfungsi sebagai antiseptikum lokal dan untuk zat tambahannya digunakan
adeps lanae, magnesia oxidy dan talk.
Resep ini diperuntukan untuk pasien yang berusia anak-anak, sehingga
diperlukan penyesuaian dalam perhitungan dosisnya, karena jumlah dosis obat
untuk usia anak-anak berbeda dengan jumlah dosis pemberian pada usia dewasa,
akan tetapi jumlah dosis yang diberikan tidak boleh lebih dari dosis maksimum
yang telah ditetapkan sebab dapat berakibat buruk bagi pasien. karena dosisnya
masih berada dibawah dosis maksimum atau tidak melewati dosis maksimum.
Pengobatan
dengan resep diatas ditujukan pada penyakit kulit seperi gatal-gatal dan obat
tersebut tidak boleh diberikan untuk luka yang terbuka. Masing-masing bahan
tersebut memiliki fungsi yang berbeda –beda untuk saling melenhkapi kekurangan
dari bahan-bahan obat tersebut asam salisilat sebagai keratolitikum dan anti fungi, Manguesil oxydi sebagai laksativum
; antikonvulsan, Zinci ocydi sebagai antiseptikum local dan Adeps lanae dan
talk sebagai bahan tambahannya. Contoh sediaan ini dalam pasaran ialah seperti bedak
purol, bedak Caladine, venocyn baby powder, talcyn,rodeca,dll.
D.
Kesimpulan
dan saran
1. Kesimpulan
a. Resep
ini berupa serbuk, digunakan asam salisilat sebagai bahan aktifnya.
b. Tujuan pengobatan dengan kombinasi resep yang
tertulis yaitu agar didapatkan serbuk tabur yang baik, homogen, kering, dan
tidak menggumpal saat digunakan.
c. Resep ini sangat cocok untuk penggunaan
topical dan khasiatnya sebagai antiseptik kulit, obat gatal dan mengurangi
iritasi kulit. contoh dalam perdagangan: bedak purol, bedak Caladine, venocyn
baby powder, talcyn,rodeca,dll.
2. Saran
a. Diharapkan
alat dan bahan terpenuhi demi kelancaran dalam melaksanakan praktikum
b. Kritik
dan saran diharapkan agar menunjang lebih baik untuk pembuatan laporan-laporan
selanjutnya.
E.
Daftar
Pustaka
1. Anonim,
1979, Farmakope Indonesi edisi III,
Departemen Kesehatan Republik
Indonesia: Jakarta.
2. Anonim,
2010, ISO Indonesia Volume 45, Ikatan
Apoteker Indonesia: Jakarta.
3. Arief,Moh.,
2010, Ilmu Meracik obat, Anggota
Ikapi Universitas Gadja Mada :
Yogyakarta.
4.
Voigt, R., 1995. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi. Gajah Mada University Press : Yogyakarta.