Larutan obat kationik disalurkan melalui kolom yang
berisi dammar penukar ion, dimana akan dibuat kompleks dengan pengggantian
atom-atom hydrogen kemudian kompleks obat dan dammar dicuci dan dapat dibuat
tablet. Penglepasan obat tergantung pada pH dan konsentrasi elektrolit dalam
saluran cerna. Umumnya penglepasan lebih bear dalam lambung yang sama-sama asam
dari pada usus kecil yang keasamannya kurang
Resin penukar ion dapat
digolongkan dalam empat kelompok utama, yaitu kation asam lemah, kation asam
kuat, anion basa lemah, anion basa kuat.
1.
Contoh paling baik dari resin
penukar kation asam kuat adalah “principal
sulfonated styrene-divinylbenzene copolymer produc” seperti amberlite
IRP-69 (Rhom dan Haas) dan DOWEX MSC-1 (Dow Chimical).
Resin ini dapat digunakan untuk menutup rasa dan aroma
zat aktif kationik (mengandung amin) sebelum diformulasi dalam tablet kunyah.
Resin ini merupakan produk sferik yang dibuat dengan mensulfonasi butir-butir
kopolimer divinilbenzen srien dengan zat pensulfonasi pilihan berupa asam
sulfat, asam klorosulfonoat, atau sulfur trioksida. Penggunaan zat pengembang
yag non reaktif umumnya diperlukan untuk pengembangan yang cepat dan seragam
dengan kerusakan minimum. Resin penukar kation asam kuat berfungsi diseluruh
kisaran pH.
2.
Resin penukar kation asam lemah
yang paling umum adalah yang dibuat dengan tautan silang atau asam karboksilat
tak jenuh seperti asam metakrilat dengan suatu zat tautan silang seperti
divinilbenzen. Contohnya mencakup DOWEX CCR-2 (DOW chemical) dan Amberlit
IRP-65 (Rhom dan Haas). Resin pertukaran kation asam lemahberfungsi pada pH diatas 6.
3.
Resin penukar anion basa kuat
adalah resin amin kuartener sebagai hasil dari reaksi trietilamin yang
kopolimer dari stiren dan dvinil benzen yang diklorometilasi, misalnya
amberlite IRP-276 (Rhom and Hass), dan
DOWEX MSA-A (DOWnChemical). Resin penukar anion basa kuat ini befungsi
diseluruh kisaran pH.
4.
Resin penukar ion basa lemah
dibentuk dengan mereaksikan amin primer dan amin sekunder atau amonia dengan
kopolimer stiren dan divinil benzene
yang diklorometilasi, biasanya digunakan dimetilamin. Resin penukar anion
basa lemah ini berfungsi dengan baik dibawah pH 7.
Sifat-sifat yang perlu dipertimbangkan apabila
menggunakan suatu resin penukar ion mencakup ukuran partikel, bentuk, bobot
jenis, porositas, stabilitas kimia fisika dan kapasitas ionik.
Kecepatan dan tingkat desorpsi zat aktif in vivo dari resin
ini dikendalikan oleh kecepatan difusi zat aktif melalui fase polimer resin,
demikian juga selektivitas koefisien antara zat aktif dan resin.
Resin penukar ion, terutama resin penukar kation asam
lemah, mempunyai mechanisme absortif
tertentu yang telah digunakan dalam stabilisasi non ionic vitamin B12 selama
bertahun-tahun.
Formulator
harus menyelidiki sepenuhnya berbagai tipe resin kualitas farmasetik yang tersedia untuk penggunaan
khusus dan mengecek status perizinan untuk penggunaan oral dalam jumlah yang
dibutuhkan. Jumlah resin yang diperlukan per unit zat aktif untuk mencapai
pentupan rasa yang efektif dan atau perbaikan stabilitas merupakan factor
pembatas apabila dosis zat aktif per tablet meningkat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar